JAKARTA -- Design thinking telah menjadi buzzword di dunia desain dan bisnis modern. Ini bukan hanya tentang menciptakan produk yang menarik secara visual, tetapi juga tentang memahami kebutuhan pengguna secara mendalam. 

Design Thinking bukan hal baru. John E.Arnold (1959) dalam bukunya Creative Engineering pertama kali mengemukakan istilah "design thinking" sebagai proses pemecahan masalah yang kreatif.

Selanjutnya Bryan Lawson dan Nigel Cross (1980-an) mulai mendefinisikan konsep "design thinking." Mereka mengamati pola pikir desainer yang berbeda dengan ilmuwan dan insinyur.

Pendiri IDEO, sebuah lembaga konsultan desain, David Kelley dan Tim Brown mempopulerkan "design thinking" sebagai metodologi untuk menyelesaikan masalah dengan berfokus pada kebutuhan pengguna pada era 1990-an.

Kemudian pada awal 2000-an, konsep Design thinking mulai diadopsi oleh perusahaan-perusahaan besar seperti Apple, Google, dan IBM untuk mendorong inovasi.


Apa itu Design Thinking?

Design Thinking adalah pendekatan untuk inovasi yang fokus pada pemahaman mendalam tentang pengguna akhir. Ini melibatkan proses kreatif yang terstruktur untuk memecahkan masalah kompleks dan menemukan solusi yang inovatif. 

Pendekatan ini tidak hanya terbatas pada desain produk fisik, tetapi juga dapat diterapkan dalam pengembangan layanan, pengalaman pengguna, dan bahkan dalam pembentukan strategi bisnis.


Tahapan Design Thinking

Proses Design Thinking terdiri dari beberapa tahapan yang terstruktur dengan baik:

  • Empati: Tahap pertama melibatkan memahami pengguna akhir secara mendalam. Ini melibatkan observasi langsung, wawancara, dan berempati dengan pengalaman pengguna untuk mendapatkan wawasan yang berharga.
  • Definisi: Setelah memahami kebutuhan pengguna, langkah berikutnya adalah mendefinisikan masalah secara jelas. Ini melibatkan merumuskan pernyataan tantangan yang akan dipecahkan.
  • Ideasi: Tahap ideasi melibatkan pembuatan berbagai solusi potensial untuk masalah yang telah ditentukan. Tidak ada batasan dalam menghasilkan ide dan mendorong pemikiran kreatif.
  • Prototyping: Setelah ide-ide terbaik dipilih, langkah selanjutnya adalah membuat prototipe yang cepat dan murah. Prototipe ini akan digunakan untuk menguji dan mengiterasikan solusi.
  • Testing: Tahap terakhir melibatkan pengujian prototipe dengan pengguna akhir. Ini membantu dalam memvalidasi ide dan mendapatkan umpan balik yang berharga untuk perbaikan lebih lanjut.


Manfaat Design Thinking

Design Thinking menawarkan sejumlah manfaat yang signifikan, termasuk:

Pemahaman Mendalam tentang Pengguna: Dengan fokus pada empati dan pengamatan langsung, Design Thinking memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan dan keinginan pengguna.

Inovasi: Pendekatan kreatif dalam ideasi dan prototyping memungkinkan tim untuk menemukan solusi yang inovatif dan tidak konvensional.

Peningkatan Pengalaman Pengguna: Dengan memprioritaskan pengguna akhir dalam setiap langkah, Design Thinking membantu menciptakan produk dan layanan yang lebih intuitif dan bermanfaat.

Pemecahan Masalah yang Efektif: Dengan proses yang terstruktur, Design Thinking membantu tim dalam memecahkan masalah kompleks dengan lebih efektif dan efisien.


Implementasi Design Thinking dalam Berbagai Konteks

Design Thinking dapat diterapkan dalam berbagai konteks, termasuk:

  • Desain Produk: Dalam pengembangan produk fisik, Design Thinking membantu dalam menciptakan produk yang lebih ergonomis dan berfungsi dengan baik.
  • Pengembangan Layanan: Dalam merancang layanan baru atau meningkatkan yang ada, Design Thinking memastikan bahwa layanan tersebut memenuhi kebutuhan dan keinginan pengguna.
  • Pembentukan Strategi Bisnis: Dalam merancang strategi bisnis, Design Thinking membantu organisasi untuk berfokus pada kebutuhan pelanggan dan inovasi produk.

Dengan demikian, Design Thinking bukan hanya tentang desain visual yang menarik, tetapi juga tentang memahami dan memenuhi kebutuhan pengguna secara mendalam. Dengan menerapkan pendekatan ini, perusahaan dapat menciptakan produk dan layanan yang benar-benar bermanfaat dan inovatif.


Contoh Penerapan Design Thinking

Berikut adalah contoh penerapan design thinking untuk produk perawatan kulit perempuan muda:


Empati

  • Mengidentifikasi target pengguna: Perempuan muda
  • Penelitian pasar: Wawancara, survei, observasi
  • Kebutuhan pengguna: Kesehatan kulit, kecantikan, kemudahan penggunaan

Definisi

  • Masalah yang dihadapi: Kulit berminyak, jerawat, kulit kering
  • Kebutuhan pengguna yang belum terpenuhi
  • Prioritas pengembangan produk

Ideasi

  • Brainstorming solusi: Bahan alami, kemasan ramah lingkungan
  • Pemilihan ide terbaik: Efektifitas, keberlanjutan, estetika

Prototipe

  • Pembuatan sampel produk: Krim, serum, pembersih
  • Desain kemasan
  • Feedback awal dari pengguna

Pengujian

  • Uji coba produk: Kelompok fokus, sampling
  • Evaluasi feedback
  • Iterasi produk: Penyempurnaan berdasarkan masukan

 



Post a Comment

Lebih baru Lebih lama