Ilmumedsos.com – Seorang pengguna Twitter bernama #Kisihati Heru Lelono dengan akun @her_alone membagikan kisah nasib produsen alat pertanian yang pernah dijanjikan sesuatu oleh Preside Joko Widodo pada 2015.

Produsen alsintan pemanen padi itu disebut dikunjungi rombongan Presiden Jokowi pada 6 Maret 2015. Kala itu presiden minta mereka memproduksi 1.000 alat pemanen setahun, padahal kapasitas saat itu 200 mesin setahun.

Berikut cuitan @her_alone, yang jika benar klaimnya sebagai Heru Lelono, maka dia adalah mantan Staf Khusus Presiden kelima RI Susilo Bambang Yudhoyono.


Begini twit beliau:  

(2) Pemimpin pabrik @KyaiMblebes menjawab setahun mampu menyiapkan 200 buah mesin. Presiden mengatakan "Kurang, bisa 1000 buah?". Kami jawab, bahwa permodalan kami terbatas. Lalu Presiden bertanya kepada pakde Soekarwo (Gub.Jatim & Komut Bank Jatim), serta pejabat Bank yg hadir.

(3) Beliau minta Bank untuk bantu membiayai. Pendek cerita akhirnya pabrik kami bekerja keras memproduksi 1000 mesin sesuai permintaan presiden. Sepanjang perjalanan produksi, tanda2 pembelian oleh pemerintah seperti diliputi kabut tebal. @KyaiMblebes mondar mandir ke Deptan.



(4) Bahkan bawa surat dan datang sendiri ke istana, yg hasilnya hanya selembar surat Setneg. Saat membawa surat Setneg ke Menteri Arman, dijawab tdk ada uang.  Dilapangan, barang impor masih datang, artinya masih dibeli. Tahun berganti, Stok mesin dan berbagai komponen menumpuk.

(5) Sementara perusahaan harus terus mengangsur hutang ke Bank, dan menggaji karyawan kan? Nilai uang "berhenti" perusahaan berupa berbagai stok saat ini lebih dari 30 milyar. Saya terus minta @KyaiMblebes untuk sekuat mungkin tidak melakukan PHK karyawan.

(7) Kami sejak 2007 berniat melakukan sesuatu yg bisa membantu petani. Selain menciptakan lapangan kerja didalam negeri. Diawali dg memproduksi pupuk pesanan pemerintah unt pupuk subsidi. Pabrik pupuk awal kami juga hidup enggan matipun tak hendak. Akibat subsidi yg ditebas.

(8) Selin itu kami ingin membuktikan bahwa anak negeri mampu membuat sendiri.

Kedua, mengapa kami percaya bekerja tanpa kontrak?

Karena pembelian alsintan oleh pemerintah dilakukan melalui e-Catalog. Dan yg lebih penting lagi, kami mendapat "ORDER" langsung dari seorang Presiden.

(9)Apalagi presiden hadir sendiri dipabrik kami. Siapa lagi yg lebih  kami/rakyat percayai diatas seorang Presiden? Itu idealisme kami. Saat ini kami hanya bisa memohon bantuan kekuatan kepada Allah Yang Maha Adil, untuk survive bersama karyawan dan keluarganya membiayai hidup.

(10) Kalau tdk kepada Allah, ke siapa lagi kami hrs memohon?

Presiden @jokowi , pakde Karwo yg saat ini Watimpres, Mentan, apakah masih berkenan mendengar? Yg kami terima saat ini hanya "tamu" Dinas pertanian yg bolak balik surva-survey, tanya kapasitas produksi tanpa membeli.

(11) Banyak ayat, banyak petuah sesepuh, banyak nalar yg mengatakan bahwa Janji Haruslah Ditepati, krn hal itu bagian dari ciri orang beriman.

Kisah ini berawal dari kehadiran Presiden  @jokowi  pada tgl 6 Maret 2015 dipabrik kami. Tujuh tahun kami MENPERTANYAKAN JANJI.

#Kisihati


Cek Fakta Janji Jokowi Beli 1.000 Alat Pertanian di 2015

Jika merujuk publikasi Setkab.go.id, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara Iriana pada 6 Maret 2015 memang melakukan kunjungan kerja Provinsi Jawa Timur selama 2 hari.

Mereka mengunjungi Desa Jetis, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo dengan agenda panen raya padi. 

Dari Ponorogo, Presiden Jokowi menuju Kabupaten Madiun untuk mengunjungi pabrik pembuat alat mesin pertanian combine harvester di Kecamatan Dolopo. (https://setkab.go.id/jumat-dan-sabtu-ini-presiden-jokowi-ke-ponorogo-dan-madiun/)

Sementara itu, sumber kantor berita Antara disebut bahwa Presiden Jokowi meninjau pembuatan alat pemanen padi hasil karya siswa SMK di PT Jogja Inovasi Teknologi, Desa Mlilir, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

Dalam kutipan, Jokowi mengatakan "tahun ini, pemerintah menganggarkan pembelian 60.000 unit alat pertanian untuk diberikan kepada kelompok-kelompok tani seperti traktor tangan, pompa air, dan alat panen. Dan kita utamakan untuk membeli alat produksi dalam negeri seperti di sini ini." 

Dilanjutkan: "Tadi sudah kita koordinasikan, dalam waktu tiga tahun ke depan, mesin sudah bisa kita buat sendiri. Dan saat ini produksi alat pemanen padi di pabrik ini sudah mencapai 1.000 unit. Hal ini awal yang bagus tapi itu masih kalah jauh dengan kebutuhan kita."

Menurut Jokowi, dalam berita itu, pembelian alat-alat pertanian itu nantinya sebagai langkah pelaksanaan program swasembada pangan yang ditargetkan hingga tiga tahun ke depan. Sedangkan Untuk meningkatkan produktifitas pabrik tersebut, pihak provinsi akan menggandeng SMK-SMK yang ada, agar ikut memproduksi dan merakitnya. 


Dari arsip berita itu benar bahwa Presiden Jokowi berkunjung ke Madiun pada 6 Maret 2015 dan bertemu produsen teknologi panen. 

Foto-foto yang berasal dari Setkab dan diunggah oleh media Merdeka.com juga menunjukkan aktivitas Jokowi meninjau pabrik tersebut. 


Dalam caption foto dituliskan: Blusukan Presiden Jokowi ke PT INKA dan pabrik pembuat alat mesin pertanian combine harvester merupakan bagian dari kunjungan kerja dua hari di Kota Madiun, Jawa Timur.

Namun belum ditemukan pemberitaan yang secara eksplisit menyebut Presiden memesan 1.000 alat pertanian. 

Namun, secara implisit di berita Antara memang ada kesan pemerintah membutuhkan produksi alat pertanian dari pabrik yang dikunjungi. Hanya saja, kutipan dari media hanya soal kesiapan produksi. Dan itu pun berbeda dengan fakta bahwa kala itu produksi hanya bisa 200 mesin.

"Dan saat ini produksi alat pemanen padi di pabrik ini sudah mencapai 1.000 unit," kata Jokowi kala itu. 

Jadi, bagaimana menurut pendapatmu?

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama